Kupu – kupu
Kura – kura dan Kunang – Kunang
Kura – kura dan Kunang – Kunang
assalamualaikum Wr wb
disini
saya akan coba bercerita tentang dunia kampus yang di gawangi oleh
mahasiswa, saya akan menceritakan tentang dunia mahasiswa yang ada
dikampus saya, kampus yang paling saya banggakan STMIK – AMIK ROYAL KISARAN. menurut saya ada 3 golongan mahasiswa yang dapat saya rangkumkan di kampus saya.
1. Mahasiswa Kupu – kupu (Mahasiswa Kuliah pulang – kuliah pulang)
golongan
mahasiswa ini merupakan golongan mahasiswa yang berpedoman dengan
absensi yang mengharapkan IP (index prestasi) di atas 3 yang tujuan
akhir nya agar bisa mudah masuk kerja dan dapat posisi yang empuk di
perusahaan.
2. Mahasiswa Kura – Kura (Mahasiswa Kuliah rapat – kuliah rapat)
golongan
mahasiswa ini merupakan golongan yang super aktif karna aktifnya sampai
lupa waktu untuk pulang kerumah, mahasiswa yang di sibukkan dengan
agenda kegiatan yang menumpuk yang hampir setiap hari selalu membuat
konsolidasi untuk mensukseskan kegiatan yang telah di pleaning kan.
3. Mahasiswa Kunang – Kunang (Mahasiswa kuliah nangkring – kuliah nangkring)
mahasiswa ini tergolong mahasiswa yang mau terlihat WAW……
dan tampil beda, tujuan mahasiswa golongan ini tak lain dan tak bukan
hanya ingin di lihat keren oleh lawan jenis nya, ciri – ciri mahasiswa
golongan ini dengan rambut ala artis korea atribut yang di kenakan
bermerek dan berharga yang lumayan dan tunggangan harus yang naeknya
jinjit (kereta besar)
dimana kah golongan kamu …… ?
Tidak
ada larangan dan paksaan untuk menjadi atau memilih salah satu
karakter mahasiswa tersebut, tulisan ini juga tidak bermaksud untuk
melakukan intimidasi terhadap salah satu karakter karena semuanya
terserah pada anda it`s your choice !
Civil Society
Cara
simple dalam memahami civil society adalah “pihak ketiga” yang berbeda
dari pemerintah dan pelaku bisnis. What ever you are, anda adalah bagian
dari civil society. Dalam hal pandangan civil society mengarah pada
pokok utama sebagai “lembaga perantara” seperti asosiasi profesional, kelompok agama, serikat buruh, organisasi advokasi masyrakat dsb,dengan begitu dapat memberikan suara kepada berbagai sektor masyarakat dan memperkaya partisipasi publik dalam demokrasi.
Begitu kurang lebih konsep civil society yang saya kutip dari website
CSI International, dan mahasiswa adalah satu element dari konsep
sederhana civil society yang sangat berperan dalam perjalanan demokrasi
Negara Indonesia .
Kura-Kura Vs Kupu-Kupu
Mahasiswa
Kura-Kura (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat) belum tentu lebih baik dari
Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang) Mahasiswa Kura-Kura
yang sakit mentalnya sebagai agent of change hanya merapatkan dan
merumuskan masalah tentang bagaimana menghabiskan dana yang sudah
disediakan birokrasi tanpa ada tujuan menguatkan civil society
yang mulai bergeser makna menjadi gerakan politik yang seharusnya
merumuskan masalah bagi kepentingan masyarakat luas serta harus lepas
dari hegemoni dan kepentingan para pelaku bisnis, ParPol dan Negara.
Paradigma mahasiswa Kupu-Kupu bisa dikatakan memiliki kehidupan yang statis dan boleh jadi pragmatis,
kuliah pinter dengan IP cumlaude dijadikan acuan mendapatkan bekerja di
BUMN dengan gaji selangit. Tidak banyak yang dapat dipandang dari
kumpulan Mahasiswa Kunang-Kunang (Kuliah Nangkring-kuliah Nangkring)
yang memiliki habit habis kuliah nongkrong, namun bagi kumpulan
mahasiswa ini yang pintar dalam mencari link dan cerdas dalam hal
lobiying mendapat predikat lebih baik dikalangan Profesional dan ini
adalah bargain bagi mereka.
Mahasiswa sebagai element utama dari konsep civil society
seharusnya dikawal oleh tiap Perguruan tinggi, mental sehat dan
berfikiran luas seharusnya ditanamkan dalam chip otak tiap mahasiswa
karena setiap pemuda diharapkan mampu menjadi iron stock (calon
pemimpin bangsa masa depan) yang bersih jujur dan adil. Kaca mata awam
melihat pergerakan mahasiswa tidak lagi terlihat gesekanya, apakah ini
isyarat tumpulnya fungsi mahasiswa sebagai agen of change dan sebagai element yang mengawal sebuah demokrasi di Negara ini.
Mahasiswa harus Kritis dan Skeptis
Bukan intervensi untuk melakukan demonstrasi atau memusuhi kebijakan yang sudah ada dengan bersikap opposite (berlawanan),tapi lebih bersikap oposisi sehingga dapat menjadi check and balance bagi kebijakan yang ada. Apabila semua kebijakan diterima tanpa ada pemikiran kritis dengan sedikit skeptis apa
bisa dikatakan Negara kita ini Negara demokrasi ?. Tidak ada perbedaan
pendapat/pandangan maka dikatakan bahwa demokrasi sudah lumpuh (tidak
lagi berjalan), yang saya pahami adalah ketika ada gesekan dan perbedaan
pendapat maka disitu demokrasi berjalan yang artinya mekanisme check and balance berfungsi dan bukan hanya “Sendiko dawuh sabdo pandito Ratu” atau istilah orde barunya “Yang penting bapak senang”.
hanyo mau di sebut mahasiswa apa …. ?
Gambaran kehidupan para mahasiswa pada umum nya
(kura – kura)
0 komentar:
Posting Komentar